Welcome to my site :-)
Jangan lupakan semua berkah yang telah engkau terima
Sungguh... Tuhan tak pernah tingalkan dirimu
dodix-zone. Diberdayakan oleh Blogger.
Home My Facebook My Twitter My Blog On Campus My Google+ Profile

01 November 2011

Diposting oleh dodix-zone

Kesempatan kali ini aku mau bercerita tentang ada apa "diantara dua bulan"
berawal tepat tanggal 1 bulan ini 3 tahun yang lalu...
Saat itu aku lagi senang karena tepat pada bulan ini sosok wanita yang aku sayangi berulang tahun. Yah.. walaupun saat itu hubunganku dengannya hanya sebatas teman, tapi 3 tahun berada disampingnya membuat status itu tak begitu penting bagiku. Aku bahagia jika dia bahagia.
Aku memutar otak dan terus berimajinasi tapi seakan semua berujung pada pertanyaan "apa yang harus kulakukan? Apa aku masih bisa melihat senyumnya sekali lagi?" dia tergolong orang yang pelit senyum menurutku.. Dan aku ingin membuatnya tersenyum sekali lagi setelah apa yang telah kuperbuat padanya. Naif memang, aku meninggalkannya tapi aku mau dia tersenyum.

3 hari berselang tanggal 3 tiga tahun yang lalu..
Waktu itu aku masih jadi siswa di salah satu sekolah menengah di kotaku. Waktu itu aku dipercaya jadi ketua salah satu ekskul pencak silat. Saat itu hari senin, seperti biasa setiap malam aku pergi ke sekolah untuk mengurus perizinan latihan malam di sekolah. Bersama teman-temanku aku melatih beberapa siswa yang mengikuti ekskul pencak silat. Semua perizinan beres dan para siswa pun sudah dilatih oleh temanku. Semua urusan pencak silat beres. Namun tidak tentang urusan hatiku.. Kebetulan, esok adalah hari lahirnya diperingati. Aku masih bertanya-tanya tentang apa yang ku perbuat nanti. Karena aku merasa hari sudah kian larut, dan aku tak sempat untuk mencari kado untuknya. Aku berfikir, mungkin aku akan menghabiskan malam ini untuk begadang dan mencoba menelfon dia yang tercinta untuk mengucapkan" happy birthday" sekedar bentuk care ku padanya. Bulan pun semakin bergerak keatas seakan mendukungku kala langit cerah malam itu. Hari mulai berganti,aku memiliki ide untuk menelponnya dan meminta bantuan teman-temanku yang ada di lapangan sekolah waktu itu untuk menyanyikan lagu happy birthday kala itu, tapi "ah terlalu norak, gak jantan banget! itu bukan tipe ku" batinku. Ku lihat namanya di kontak deretan list di hape ku, namun ragu..
Lalu aku memberanikan diri menelponnya. Kupencet tombol dial " tuut . . Tuut . . Tuut " tanpa ada jawaban. Aku coba lagi,tetap tanpa hasil. Aku merasa dia lagi berkomunikasi dengan seseorang. "mungkin gak cuma aku aja yang mau ngucapin ini" batinku. Ku coba lagi, dan akhirnya tersambung. "hallo??" jawabnya mengawali pembicaraan kala itu. Entah kenapa, waktu itu aku sangat bahagia mendengar suaranya. Aku terpaku sejenak,seakan aku terbius oleh suara itu "hallo, Happy birthday ya" kataku. "Oh iya, makasih ya" jawabnya. "Belum tidur?" tanyaku. "enggak, cuma tadi udah kebangun denger suara hape bunyi" jawabnya. Dia memang orang yang cuek, dan terkadang terlihat jutek bagi sebagian orang. "owh, yaudah met tidur lagi" sambungku. "iya,makasih ya" jawabnya singkat. Lalu ku putuskan percakapanku. Setelah itu aku jadi senang,senyum-senyum kecil tampak di raut wajahku campur penasaran,apa benar hanya aku saja yang berkomunikasi dengannya waktu itu. Tanggal 4 dinihari setelah menelponnya aku melanjutkan fokusku disekolah sampe pagi. Setelah itu aku pulang, dan mungkin karena lagi kecapekan ditambah begadang yang tidak seperti biasanya, akhirnya tubuhku jadi drop. Padahal waktu itu aku berencana mencari kado untuknya tapi aku tak berdaya "untuk berdiri pun susah apalagi cari kado" batinku. Akhirnya ku urungkan niatku.

3 hari berselang hari jumat tanggal 7..
Badanku masih terasa sakit dan pusing ketika berdiri, tapi disudut kecil hatiku lebih tak tenang. Aku merasa jika aku masih ingin melihatnya aku harus bangkit. Akhirnya ku putuskan untuk menghubungi temanku cewek,dia tetanggaku, temanku sekelas, sekaligus pacar sahabatku waktu itu. Dengan badan yang rapuh,aku meminta izin sahabatku untuk mengajak ceweknya mencari kado. Sahabatku pun mengerti, dan dia juga menganjurkan. Sungguh aku berhutang budi pada dia dan pacarnya kala itu.
Kami pun akhirnya pergi menyusuri toko-toko yang menjual souvenir dan kado di kota kecil, kota kelahiranku. Sampailah aku di sebuah toko dekat perempatan di seberang kantor ayahku bekerja. Saat itu aku dan temanku masih bingung mau ngasih apa. "Boneka? Ah udah basi, mawar? Ah udah pernah,"batinku . Lalu mataku tertuju pada sebuah etalase berjejerkan jam tangan. "Nah, ini dia! Agar setiap waktu aku bisa menemani harinya alasanku memilih jam tangan sebagai kado" batinku. Lalu temanku membantu memilihkan jam tangan,dia menunjuk salah satu jam warna biru ,"ini yang cocok ma model sekarang" kata temanku. "ok, ambil!" jawabku sambil menahan sakit yang menyerangku.

Sehari berselang.. tanggal 8 hari sabtu 3 tahun yang lalu..
Waktu itu tubuhku mulai membaik, keluargaku sedang pergi keluar kota. Aku ditinggal dirumah sendiri karena aku masih mempunyai tanggungjawab pada latian pencak silat yang diadakan rutin setiap sabtu malam, dan juga aku akan mengikuti try out seleksi masuk STAN di kota sebelah keesokan harinya. Terlepas dari itu aku memilih untuk tetap dikota ini karena urusan hatiku belum terselesaikan. Saat itu aku bingung, jujur aku tak berani untuk bertemu dengan dia, aku merasa bertemu dengan dia hanya membuatku lemah dan bergantung pada seseorang. lalu aku mencoba meminta pendapat bundaku. aku masih ingat bunda bilang " kalo kamu serius, temui dia langsung,hadapi dia, dan tunjukkan niat baikmu". Setelah lama berfikir, akhirnya aku memutuskan menghubungi sahabat kecilku yang kebetulan adalah sepupunya. Aku mengajaknya untuk menemaniku ke tempat tinggalnya.
Waktu terasa begitu cepat, matahari tergesa menenggelamkan diri. Diiringi bekas hujan yang mengguyur kota sebelumnya, akhirnya aku pun memutuskan untuk pergi kerumahnya. bersama sahabat kecilku aku berada tepat pintu gerbang berwarna hijau. aku melihat suasana sepi."ah, mungkin aku menggangu waktunya" batinku. Lalu sahabatku pun masuk kedalam rumahnya. tak lama, dan dia keluar lagi. Ternyata dirumah itu hanya ada ibunya. "dia lagi keluar" kata sahabatku. "ya sudah,titip ini ya.. ucapkan sekali lagi Happy Birthday dan maaf baru sempat ngasih ini sekarang" jawabku. Rasa lega karena tidak jadi bertemu bercampur penasaran tentang keberadaannya. Lalu aku melanjutkan malam ke sekolah seperti hari sabtu biasanya untuk bertemu dengan sodara-sodara ku pencak silat. Malam berlanjut begitu saja sambil menyimpan sejuta tanyaku tentang dia "kemana ya dia tadi?sedang sama sapa ya?kenapa aku telat datang" sesalku. "ah positive thinking aja" sembari menghibur diri. Selanjutnya aku memutuskan untuk pulang lebih awal, karena aku harus jaga rumah juga karena sahabat-sahabatku sudah menunggu dirumah untuk menemani aku yang sendiri dirumah. Sesampai dirumah, salah seorang sahabatku yang kebetulan juga sepupuku mengatakan "aku tadi kok ngeliat dia dibonceng sama orang lain, kamu dah tau?". "iya, biarin aja" jawabku sok tenang dan sok bijak. Kala itu aku sangat kaget,malu,kecewa,sedih seolah aku tertampar di kerumunan orang yang tertuju padaku.
Dari sini lah kesedihanku berawal..
Seakan aku tidak akan melihatnya lagi. Aku sudah benar-benar kehilangan dia yang tercinta. Hari terus berlalu, Aku coba mencari informasi dari siapapun yang aku anggap bisa memberikan. Aku membuka friendsternya melihat testimoni dari page satu ke page selanjutnya. Ternyata benar setelah beberapa hari aku melihat dia sudah menjadi kekasih orang lain.
Sementara aku, aku sibuk menyembunyikan luka berlagak tidak terjadi apa-apa dan sok kuat. Satu hal yag paling membuatku tidak tenang dan membuatku jadi bertanya,"kenapa harus laki-laki itu?" kenapa dengan seorang sok playboy cap kadal. Tak pernah terbayangkan rasanya melihat orang yang kita sayangi menjalin cinta dengan seorang yang niatnya pun tak jelas kepadanya dan kita hanya bisa diam tanpa memiliki hak apa-apa.
Hari terus berganti dan hatiku pun semakin tak tersisa, malam-malam ku kuhabiskan untuk menyendiri dengan menghisap campuran tembakau dan kertas yang sebelumnya tak pernah jadi kebiasaanku, ditemani secangkir kopi pahit yang rasa pahitnya pun jadi terasa hambar. Sebuah lagu dari Sheila On 7 yang berjudul "Betapa" pun tak mampu mewakilkan perasaanku saa itu. Aku merasa aku sudah tak mempunyai semangat lagi, dan terkadang aku berfikir apa gunanya aku hidup jika harus melihat dia terluka dengan orang lain yang aku rasa tak mempunyai rasa seperti aku. Sekolahku jadi berantakan, dirumahpun aku sering marah tak jelas.
Pernah karena suatu masalah sepele aku memarahi bundaku, bahkan aku mengusir nenekku karena menyebut namanya. yang ada difikiranku hanya dia, dia, dan dia. Tanpa tahu apakah aku masih ada dihatinya atau tidak.
Pada tanggal 26 kala petang, bunda menghampiriku yang sedang menghibur diri menonton film. Beliau duduk didekatku,mengamatiku wajahku sambil berkata lembut "kamu yakin gak mau balikan lagi?" "tidak. lagian dia sudah bahagia" jawabku sok cuek. lalu beliau tersenyum sambil berkata dengan lirih "oh yaudah". Hingga sesuatu hal mengingatkanku, Tuhan menegurku.

Keesokan harinya di hari kamis tanggal 27..
Aku kehilangan Bundaku secara tiba-tiba, karena suatu kecelakaan lalulintas beliau telah pulang ke Rahmatulloh mendahului kami semua, mendahuluiku yang sebenarnya lebih ingin kesana. Betapa sakitnya saat itu, aku yang saat itu masih sekolah dijemput oleh kedua kakakku dan mendengar bahwa bunda sudah tiada. Betapa tak percayanya aku, karena saat pagi sebelum berangkat aku masih melihat guyonan bunda tentang cita-cita pergi haji bersama ayah. Disaat itulah aku tersadar, bahwa ternyata gak cuma untuk dia yang tercinta hidupku, tapi juga untuk bunda, dan orang-orang yang ada disekitar yang menyayangiku.
Teruntuk kamu, aku tak tahu apakah kamu merasakan hal yang sama sekarang?
yang jelas, kamu adalah masalalu yang bukan untuk dilupakan. Karena aku sudah mencoba, tapi yang ada malah sebaliknya. Kiniku sudah memilih hidupku, aku bahagia dengan pilihanku sekarang dan aku harap kamu juga bahagia dengan pilihanmu. Seperti Adele bilang pada liriknya, "Never mind,I`ll find someone like you, I wish nothing but the best for you" 
Teruntuk bunda, semoga aku bisa menjadi apa yang bunda inginkan, maaf aku tidak bisa menjadi anak yang berbakti semasa bunda masih hidup. Namun satu yang pasti, Bunda masih hidup dihatiku.
Teruntuk orang-orang yang senantiasa mensupport aku, thank`s for all you`re support.
Kini aku ucapkan selamat datang lembar baru. 3 tahun ini merupakan pelajaran yang berarti untukku dan aku akan terus belajar menjadi yang lebih baik,dan teruntuk seseorang yang mengisi hari-hariku sekarang Aku tau, sangat menderita sekali jadi pacarku.. Tapi kamu tetap bertahan :-) I'm so sorry, Thank`s for all support . I LOVE U!!

| edit post

2 komentar:

Unknown mengatakan...

" i'll find someone like you..."

So sweet :))

Tidak ada pertemuan yg abadi.sprti halny pertemuan perpisahanpu gak ada yg abadi #cinta pertama-BCL

dodix-zone mengatakan...

Never mind

Posting Komentar

Label

SMS ONLINE GRATIS