Pecinta Kata

Welcome to my site :-)
Jangan lupakan semua berkah yang telah engkau terima
Sungguh... Tuhan tak pernah tingalkan dirimu
dodix-zone. Diberdayakan oleh Blogger.
Home My Facebook My Twitter My Blog On Campus My Google+ Profile

Tak Lagi Bersama

Diposting oleh dodix-zone

31 Oktober 2012

Aku menjanjikan setia, saat dirimu mulai mendua,

Masa lalu tak pernah baru, didalamnya hanya ada kamu. 
Masa depan tak pernah berjalan bila selalu bertahan. 

Sekarang, aku mulai membangkang
Mari berusaha keras agar tidak ikut terhempas 
Dari kenyataan yang sangat buas,
Melibas tanpa bekas 

Yang aku tahu,
Aku pernah berusaha keras mempersiapkan masa depan,
Saat kamu sibuk mencari pelampiasan setelah perpisahan, 

Yang aku ingat, 
Kita saling berjanji untuk selamanya mencinta
Selebihnya, kita tak lagi bersama.
Continue Reading

0 komentar:

Senja

Diposting oleh dodix-zone

04 Oktober 2012

Kepada senja aku tersenyum,
menikmatinya membuatku berdegup kagum
Aku suka matahari terbenam membuatmu menangis.
Mencipta siluet hitam diantara indahnya senja.
Saat kita saling membelakangi dan tak lagi menyapa

Kau tahu saat paling menakutkan ketika senja?
Saat itu malam mulai gelap gulita.
Kau tahu hal paling menyedihkan dalam cinta?
Saat didalamnya tidak ada kita

Senja sore ini sangat indah sayang,
hujan menemaninya.
Mengingat kenangan kita pun juga indah,
airmata membanjirinya.

Malang, 03 \Oktober 2012

Continue Reading

0 komentar:

Masih (Berharap Kau Kembali)

Diposting oleh dodix-zone

05 September 2012


“Bagaimana keadaanmu sekarang? Aku masih menunggumu disini, berharap kau kembali”batinku dihadapan buku warna merah favorit kita.
~ * ~ *~ *~ *~
Kriiiiing… Kriiiiing..
Suara ponselku berdering, Hari itu masih pagi. Aku memang sengaja menjaga agar ponsel kesayanganku selalu didekat ketika aku tidur. Pada bunyi  itulah aku bergantung untuk bangun tepat waktu setiap hari.
“iya, aku udah bangun” suaraku terdengar samar-samar saat menjawab telfon dari seseorang.
“ Buruaaaan.. berangkat kuliah, hari ini kuliah jam 7 kan? ”
Namanya Rahma, ia adalah seorang yang mengisi hariku 3 tahun belakangan ini. Suara yang riang selalu membuat hariku bersemangat. Rahma memang sangat perhatian sekali denganku. Untukku yang sekarang hidup jauh dari keluarga demi menuntut ilmu, dia menjadi salah satu alasan tersendiri ku tetap bertahan di kota ini.
“ Nanti kita ketemu ya.. aku tunggu di tempat biasa” jawabku, mengajaknya bertemu.
“iya.. jam 12 aja sekalian makan siang ya.. ” lalu ia menutup percakapan pagi ini.
Kita seringkali keluar bersama, banyak orang mengira kita adalah sepasang kekasih meski hubungan kita sendiri tak jelas. Iya.. aku dan Rahma memang tidak menjalani sebuah komitmen apapun. Aku dan Rahma termasuk orang yang tertutup masalah ini. Rahma memang orang yang sangat sensitif berbicara masalah komitmen. Dulu sebelum kita bertemu dia pernah bertunangan dengan seseorang, akan tetapi hubungannya berakhir dengan alasan yang tak pernah ia izinkan aku mengetahuinya. Sedangkan aku, tak banyak orang yang dekat denganku. Kata Rahma aku orang yang cuek, aku tegolong orang yang malas bicara bila tak mengenal baik orang tersebut. Entah bagaimana dulu aku bisa dekat dengan Rahma, waktu berjalan begitu saja. Aku menyukai Rahma meski aku tak berani untuk mengatakannya.
Jam 12 Siang hari.. Aku berada di sebuah café tempatku dan Rahma sering mengahabiskan waktu bersama. Suasananya tenang, terdapat beberapa pot dan hiasan bunga warna merahjambu khas dari bunga sakura menghias sela-sela ruangan. Aku duduk salah satu sudut ruang menunggu gadis kecil yang selalu tampak riang kadang ia berisik tapi juga suka ngangenin. Di café ini kita sering bercerita, bercanda tawa,atau sekedar menikmati kopi sambil bertatap mata dan mendengarkan playlist lagu yang diputar di café ini.
“Diaaas !!” panggilnya.
“Hei..sini..” Jawabku, tersadar dari lamunan bosan karena suara riangnya.
“Sorry telat, hari ini aku sibuk mengurus sesuatu..Ada yang mau aku ceritain ke kamu nih”katanya dengan semangat sambil berjalan kearahku..
 “Iya..iya duduk dulu aku pasti dengerin”
“Kamu tahukan dari dulu aku ingin sekali ke Jepang?" "yaiyalah setiap kali kita bertemu kau banyak membicarakan mimpimu itu"batinku, aku belum sempat menjawab Rahma melanjutkan ceritanya
"Akhirnya.. aku dapat beasiswa ke Jepang loh!!minggu depan aku berangkat, hebatkan?hehehe” ceritanya singkat.
“Serius???.. hebat dong.. berarti kali ini kamu yang teraktir makan ya!hehehe”jawabku mencandainya
Rahma kuliah di jurusan sastra jepang, ia memang sangat suka membahas negeri bunga sakura itu. Rahma juga pernah bilang dia mempunyai mimpi tinggal di sana. Aku yang sama sekali tak tau apa-apa tentang jepang pun akhirnya tak asing dengan kata Jepang beberapa tahun belakangan ini. Aku sempat kaget mendengar kabar itu.. aku merasa takut bila jauh dengan Rahma. “ah.. tapi aku senang dia bisa sebahagia itu”batinku singkat.
~ * ~ *~ *~ *~
Sebulan berselang..setelah kuantar keberangkatan Rahma. aku masih sering ke café tempat kita biasa bertemu.. kali ini aku sendiri. Aku mulai merasa kesepian. Bagaimana tidak, mengingat pertemuan terakhir di tempat ini dengan Rahma. Kita masih saling mencandai. aku menghabiskan waktu untuk menulis kenangan saat aku bersamanya disana. Dalam buku berwarna merah itu aku juga suka memajang foto-foto saat kita berdua. Aku ingin memberikan coretan itu ketika ia kembali. Dua bulan berikutnya aku sudah mulai jarang menulis untuknya.. aku mulai sibuk dengan tugas akhirku dan Rahma sibuk dengan impiannya di negeri bunga sakura.. 
~ * ~ *~ *~ *~
Hari ini tepat setahun, Aku dan dan Rahma berpisah. Aku duduk di café tempat biasa kita bertemu. Aku benar-benar merindukannya saat ini. Ditemani secangkir cappuccino kesukaanku, aku menikmati lagu dari J-rocks yang sedang diputar dalam café bernuansa Jepang ini. Mengenangnya sambil membuka kembali buku yang sempat kutulis untuknya.

Saat kubuka buku yang tlah berdebu
Tentang semua masa lalu di dalam hidupku
Ku temukan potret dirimu kekasihku
Ku terbayang semua tawa dan candamu
Saat kita masih bersama jalin ikatan cinta
Kini kau tak di sisiku lagi
Kau telah pergi
~ * ~ *~
Hampa rasa karena tanpa cintamu lagi
Mengapa ini harus terjadi
Kini sendiri
~ * ~ *~
Andaikanku bisa memilikimu lagi
Takkan kubiarkan kau pergi tuk kedua kali
Sulit ku untuk melupakanmu karna hanyalah wajahmu
Yang selalu terbayang olehku setiap waktu
Meskipun kita tlah terpisah
Ku masih berharap kau kembali di pelukku

"Gadisku, jika aku tak sempat mendapatkan  hatimu, ijinkan aku jadi bagian dari sejarah orang yg mencintai tanpa harus bersamamu."
Continue Reading

0 komentar:

Cukup, Itu Dulu (Mungkin Nanti)

Diposting oleh dodix-zone

02 September 2012

Satu malam  disudut kota kecil ini, di warung kecil tempatku biasa menikmati secangkir kopi. Menghela nafas memikirkan semua yang terjadi. Aku juga biasa menikmati deretan lagu-lagu yang ada di ponsel kecil kenangan pemberian dari ibu disini. Ada sebuah lagu yang saat ini kudengar. Tiba-tiba tak tahu kenapa aku kembali memikirkanmu.
“Saatnya ku berkata mungkin yang terakhir kalinya
Sudahlah lepaskan semua kuyakin inilah waktunya”
           Kau tahu aku kan? Aku  lebih suka menjadi  pemikir dari sekian orang yang menghabiskan tawa, tapi bukan nya aku tak suka tertawa. Kau masih ingat senyum bahagiaku? Karena ku masih ingat senyum  kecilmu  itu terlebih saat-saat bersama denganmu dan terutama senyum terakhir untukku. Teringat kenangan indah bersamamu dulu. Aku masih tak mengerti mengapa prinsip begitu kejam memisah dua hati yang saling dimabuk cinta kala itu. Emosi yang masih labil berbicara tentang harga diri serta egoisme yang masih tinggi. Kita sama-sama tahu itu. Sekarang kita sudah lama tak bertemu.
”Mungkin saja kau bukan yang dulu lagi
Mungkin saja rasa itu telah pergi”
            Mungkin kau bukan yang dulu seperti saat aku membujur rindu. Mungkin rasa itu telah pergi. Rasa pada saat cinta berkecup mesra. Dulu kita saling memadu kasih, sebelum kini saling mengadu perih.
“Dan mungkin bila nanti kita kan bertemu lagi
Satu pintaku jangan kau coba tanyakan kembali
Rasa yang kutinggal mati
Seperti hari kemarin saat semua disini”
            Satu yang ku pinta untukmu yang sekarang aku tak tahu duduk dengan siapa. Jangan sakiti orang yang ada disampingmu untuk kita yang telah jadi masalalu. Aku tak pernah membenci meski ingin ku saling membagi, luka yang pernah kunikmati. Kita pernah saling mengikat janji.. Saat semua orang tak perduli.. Lalu masing-masing kita ingkari. Aku pernah memohon untuk seorang kamu, kamu pernah merengek demi seorang aku. Kita impas.
“Dan bila hatimu termenung bangun dari mimpi2mu
Membuka hatimu yang dulu cerita saat bersamaku”
Bila saat ini hatimu masih bingung dalam lamunan masalalu yang tak terbendung mengingat cerita saat bersamaku. Ingatlah saat yang paling indah saja. Kita pernah saling mengingatkan sebelum saling menjatuhkan. Kita pernah saling memahami sebelum saling melukai. Kita pernah saling berpeluk mesra,bukan?sebelum saling meniada.
“Tak usah kau tanyakan lagi simpan untukmu sendiri
Semua sesal yang kau cari semua rasa yang kau beri”
Jangan pernah bertanya mengapa semua ini terjadi, karena takdir kita adalah menjalani hari dengan menguliti hikmah yang tersembunyi. Ingat saat sebelum kita bertemu, kita bisa menjalani hari. Semestinya setelahnya pun hari mampu kita lalui

#30HariLagukuBercerita  Cukup, Itu Dulu terinspirasi dari lagu (Mungkin Nanti – Peterpan)
Continue Reading

0 komentar:

Buku berjudul “Kita”

Diposting oleh dodix-zone

05 Juni 2012

Buku tentang kita, harus ikhlas tertutup rapi
Cerita yang pernah kutulis tak terselesaikan lagi
Akhir cerita yang tak sanggup ku katakan dengan tulisan
Mengingatmu, seperti kematian
Rasa yang harus kujalani demi kehidupan selanjutnya

Aneh..
Sehari saja, aku beristirahat menulis tentang kita
Ternyata untuk selamanya
Tak kutemukan lagi halaman untuk menyambung cerita esok
Haruskah aku mengganti buku untuk cerita yang sama?
Tidak kasih,
Aku hanya penulis dan “Kita” yang menginspirasi cerita
Entah sudah berapa purnama,
Walaupun dalam diam, kita bicara
Sekali lagi aneh..

Ketika cinta menemukan jalannya
Perpisahan ini menjadi hal termanis
Tak akan kusesali dan kubawa bahagia
Meski harus berakhir tragis
Buku berjudul “Kita”
Continue Reading

0 komentar:

Label

SMS ONLINE GRATIS